Untuk Apa Umurmu?

Sungguh, seandainya engkau memiliki sebuah permata dari permata-permata dunia, pasti kehilangannya akan mmebuatmu amat bersedih dan murung. Namun, mengapa engkau menyia-nyiakan waktu-waktumu dengan tidak bersedih terhadap umurmu yang berlalu? Padahal tiap detik yang terlewat kelak pasti diminta pertanggungjawabannya.

Waktu. Waktu adalah kehidupan. Tiada seorangpun yang menyangkalnya. Umur manusia ibarat hari yang berupa jam dan detik, yang harus diatur ke mana perginya. Betapa mahal dan pentingnya waktu. Ia satu-satunya sumber daya yang bila hilang, tidak akan bisa kembali diputar atau diganti lagi. Waktu yang kita miliki sama dengan jatah usia kita. Sampai kapan? Tak ada yang tahu. Kita telah diperingatkan dalam Al-Qur’an Surah Al ‘Ashr ayat 1-3 yang artinya :

“Demi Masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Surah ini memiliki makna yang sangat dalam, sampai-sampai Imam Syafi’i berkata, “Seandainya setiap manusia merenungkan surah ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.”

Dalam surah ini Allah telah memberi rambu-rambu bagi setiap manusia untuk senantiasa berhati-hati dan waspada dalam menggunakan nikmat dari-Nya yang bernama waktu.

Abu Barzah Al-Islami menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia infakkan, dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda :

“Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit di antara mereka yang melebihi itu.” (HR Tirmidzi)

Umur yang panjang tentu perlu disyukuri, tetapi juga perlu direnungkan, apakah dihabiskan untuk hal yang bermanfaat atau sebaliknya.

Tidak ada uzur bagimu untuk menyia-nyiakan umurmu. Sudah seharusnya engkau memperhatikan umurmu dan melihat bagaimana orang lain memanfaatkan umurnya.

“Jika engkau melihat orang yang lebih tua darimu, maka katakanlah, ‘Orang ini lebih beriman dan lebih banyak memiliki amal saleh dariku, maka dia lebih baik dariku. ‘Namun, jika engkau melihat orang yang lebih muda darimu, maka katakanlah, ‘Aku lebih banyak berbuat dosa dan maksiat daripada dia, maka dia lebih baik dariku.” Demikian nasihat Bakr bin ‘Abdillah yang mat bermanfaat.

Jika engkau masih berada di usia muda, jangan katakan, “nanti saja jika berusia tua, baru akan beramal.” Jika engkau sudah berusia tua, apalagi yang engkau tunggu? Pada usia tua, yang ada hanya kematian yang menunggu.

Sungguh hebat jika sesorang bergegas melakukan kebaikan, lalu dia meninggalkan bekas yang bermanfaat. Sungguh, terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa ada manfaatnya bagi kita. Namun, tidak ada kata terlambat untuk mengejar ketertinggalan beramal saleh, karena Allah Maha Melihat hari dan jiwa yang ikhlas mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya.

Ingatlah, waktu adalah tanggungan. Jika tidak memberikan manfaat, berarti ia membahayakan kita. Hakikat penciptaan adalah ibadah; inilah yang harus selalu kita sadari. Gunakanlah seluruh anggota badan untuk mewujudkannya dan perbuatan lain sebagai penyempurnanya.

Sumber : A.R. Shohibul Ulum, Perbaiki Diri, Perbarui Hati. Dengan beberapa penyesuaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *