Bimtek Peningkatan Akses Pembiayaan Bagi Koperasi
Hari pertama bimtek diawali dengan pembukaan acara oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY yang diwakili oleh Bapak Agus Mulyono dalam sambutannya menyampaikan harapan agar koperasi dapat memaksimalkan peluang akses permodalan dan koperasi agar melek digitalisasi untuk mendorong percepatan pertumbuhan koperasi serta meningkatkan kualitas pelayanan.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas Koperasi Simpan Pinjam Syariah dalam mengembangkan permodalan usaha, Dinas Koperasi  dan UKM DIY menyelenggarakan Bimtek Peningkatan Akses Pembiayaan Bagi Koperasi. Bimtek diikuti peserta sebanyak 30 KSP Syariah. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari, selasa s/d kamis. 17 – 19 mei 2022 yang bertempat di Sagan Heritage Hotel.

Hari pertama bimtek diawali dengan pembukaan acara oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY yang diwakili oleh Bapak Agus Mulyono dalam sambutannya menyampaikan harapan agar koperasi dapat memaksimalkan peluang akses permodalan dan koperasi agar melek digitalisasi untuk mendorong percepatan pertumbuhan koperasi serta meningkatkan kualitas pelayanan.

Antusias peserta semakin bertambah disesi pemaparan materi Sistem Pendanaan Dan Pembiayaan Syariah yang dipaparkan oleh Bapak Kurniawan Fahmi, pemateri menekankan agar koperasi fokus dalam menata dan mengelola aspek manajemen, SDM, dan usaha. Hal yang perlu diperhatikan membangun branding koperasi agar lebih dikenal dengan cara membangun jaringan dengan stakeholder baik dinas, pemerintah, kapanewon maupun lembaga lainnya. Selain itu koperasi harus memiliki rencana bisnis lima tahun disetiap tahun dilakukan monitoring untuk motivasi pengembangan koperasi dan harus memperhatikan kesejahteraan pengurus dan pengelola karena mereka penggerak koperasi.

Bimtek semakin menarik  ketika penyampaian materi oleh  Bapak Muhammad Riduan, beliau menekankan perbedaan kredit dan pembiayaan, kredit dilihat dari aspek akad untuk sosial, sementara pembiayaan untuk bisnis. Aspek tujuan, kredit untuk membantu dan pembiayaan untuk mencari pendapatan. Aspek sumber dana, kredit untuk dana social/ZISWAF, pembiayaan untuk dana komersial dan social. Dari aspek manfaat, kredit untuk  8 asnaf dan pembiayaan untuk semua golongan. Aspek resiko, kredit bisa terjadi resiko social dan pembiayaan dapat berakibat resiko bisnis.

Hari kedua bimtek diawali pemaparan oleh Bapak Bambang, pemateri menyampaikan mengapa koperasi membutuhkan lembaga APEX sejenis lembaga likuiditas, dilihat dari aspek social untuk menjaga kebersamaan, kondisi ekonomi yang tidak menentu, dan kegagalan koperasi/BMT bisa berdampak sistemik. Aspek financial, sifat bisnis keuangan yang high risk, miss match liquidity bisa terjadi mendadak, kebutuhan likuiditas yang mendadak, resiko likuiditas berdampak negatif sangat tinggi dan perluasan, percepatan dan perbaikan pelayanan anggota. Aspek ekonomi untuk penguatan SDM bersama, sumbangan untuk pengurangan kemiskinan secara berjamaah dan kekuatan ekonomi regional dan nasional.

Sejalan dengan pemaparan sebelumnya disesi kedua Bapak Supriyadi mengulas peraturan pokok kepegawaian. Beliau menjelaskan koperasi harus memiliki peraturan berupa SOM, SOP, dan khusus peraturan kepegawaian beliau menyarankan untuk disahkan oleh dinas tenaga kerja sesuai izin operasional koperasi masing-masing. Hal tersebut agar peraturan sesuai dengan undang-undang dan peraturan pemerintah serta untuk melindungi koperasi dan karyawan dikemudian hari.

Hari ketiga merupakan puncak dari acara bimtek, disesi pertama diisi dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM). Produk layanan yang ditawarkan kepada koperasi berupa akses pembiayaan untuk sektor simpan pinjam dan sector riil. Adapun persyaratan untuk mengakses koperasi harus memiliki badan hokum Koperasi, sertifikat NIK (Nomor Induk Koperasi), memiliki usaha produktif, status kantor jelas dan sanggup menyediakan dokumen yang dibutuhkan.

Sesi kedua dari Bank Syariah Indonesia (BSI) menawarkan berbagai macam produk pembiayaan baik secara lembaga maupun individu. Secara lembaga persyaratan untuk mengakses bagi koperasi tidak jauh berbeda seperti persyaratan dari LPDB-KUMKM, perbedaan hanya terletak pada tarif layanan dan besaran nilai NPF. Diakhir acara ditutup dengan acara help desk, dimana para peserta diberi kesempatan untuk bertanya langsung dan detail penawaran yang telah disampaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *